Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

lagi " aku dia dan kamu "

sebuah kebetulan yang bener2 aneh apa yang pernah aku tulis, apa yang aku terjemahkan. baru saja, hanya selang beberapa menit dan kulihat apa yang aku tulis baru saja aku lihat kata kataku ada pada timeline mantan terindahmu :') "  I am also not perfect, i just wanna that we can to be complement, and not to blame " seketika itu, dunia berubah awan gelap semakin gelap pandangan ku semakin samar, tetesan2 liar, bening, menetes deras di balik kelopak mataku aku menghapusnya sendiri namun ia semakin deras berjatuhan kamu tau? yang aku rasakan sederhana " aku cemburu " manusiawi bukan memikirkan hal negatif setelah aku mencium bumbu kecurigaan? yang aku bisa mencoba meyakini hatiku sendiri memastikan setiap tiang ini agar tidak cepat tumbang sayang,  mengertikah kamu akan apa yang aku rasakan? perih... pedih sekali... lebih perih di banding saat aku mengiris bawang mungkin aku memang berlebihan, aku cengeng, aku lemah dan terlalu pencem

" aku, dia, kamu "

tuan tampanku, hari ini entah aku melihat dirimu atau tidak. yah, kita memang berjumpa. namun aku seperti melihatmu yang lain. tuan tampanku, selama ini entah apakah ada yang kau simpan rapi di balik punggungmu? atau diary kecil usangmu yang kau simpan pada kotak harta karun? tuan tampanku, sejujurnya, aku merasa asing. aku seperti melihat orang lain. tuan tampanku, lalu, yang ku temui tadi siang itu siapa? tuan tampanku, dimana? apa ia jelmaannya? atau utusannya? karena yg asli tak ingin bertemu dgku? tuan tampanku, bukan! bukan tuan tampanku! bukan hanya aku yang memanggilnya tampan. bukan cuma aku yang merasakan panggilan sayangnya. bukan cuma aku yang ia perlakukan dengan lembut, selembut ia menyambutku bukan! bukan cuma aku yang ada dalam celah-celah kesepiannya aku hanyalah satu sosok yang baru terlihat, ketika kamu terbangun dari tidur panjangmu aku hanyalah satu gadis yang mungkin kamu kenal baik, setelah lama kamu terdampar aku hanyalah satu ulasan agar

Secercah " nur "

Bukan maksud untuk tidak mensyukuri apa yang telah terjadi.  Tapi segala konsekuensi yg harus dihadapi membuat urat syarafku menegang.  Bahkan tertarik, dan untung saja tidak putus.  Yang aku jalani, bukan tanpa tujuan dan cita – cita. Aku punya itu.  aku menyimpan segenggam harapan dan juga mimpi indah.  Namun, mungkin saja terlihat belum jelas.  Entah samar atau masih kelabu. Kabut – kabut yang menghalangi jalanku, membuatku sulit melihat ke arah paling depan.  Arah yang aku tuju. Aku bukan buta.  Hanya saja, jalanku, langkahku, masih tertutupi kabut tebal yang membandel.  Membuat aku menjadi berat melangkah. Secercah cahaya yang aku cari, entah dimana. Mengapa begitu sulit. Padahal aku bukan mencari banyak lampu. Bukan lampion. Bukan bohlam. Sedikit saja cahaya, entah itu dari lilin atau dari lampu kecil yang ada diujung kriket. Aku ingin cahaya itu menerangi langkahku, agar aku tidak lagi tersandung- sandung. Aku ingin langkahku, lancar. Tanpa harus menginja

M.O.M d'Hero's

                Setengah abad yang lalu, ia terlahir sebagai perempuan berlatar belakangkan dari keluarga islami, yang cukup fanatik. Kemudian ia tumbuh sebagai wanita tegar, dan mempunyai prinsip yang kuat. Agak sedikit maskulin, cuek dan pendiam. Ya, aku memang tidak mengenalnya kala itu. yang aku tau, berdasarkan ceritanya pada buah hati tercintanya.                 Tumbuh sebagai gadis pesantren, yang di besarkan oleh lelaki tua yang fanatik dan wanita yang cukup bawel. Ya, itu buyahku ( sebutan kakek pada keluarga kami ), dan Uci ( sebutan kami untuk nenek ). Layaknya remaja pada umumnya, ia pun tak luput dari kenakalan. Dan kisah cinta masa remaja. Sempat merasa kagum dan merasa lucu mendengar rangkaian kisah masalalunya, dan itu mengasikkan. Menangisi anak orang lain, ternyata ia pernah melakukannya. Berjalan jauh sendirian, ternyata ia lebih hebat dariku. Dan jatuh cinta pada satu lelaki, yang dipilihnya mungkin hingga maut memisahkannya. Berdasarkan ceritanya, bukannya i