Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Dia

                Tuhan, maafkanlah.. sungguh ampunilah kami yang sekali lagi terjebak dalam surga maksiat. Kami saling mencinta dan menuruti setiap birahi yang menjamahi aliran urat syahwat kami. Kami tak dapat menahan itu, dan mengendalikan perasaan kami yang begitu menggebu.                   Dan kami telah menodai janji suci kami yang tak lagi akan mengulangi penyimpangan ini. Namun kami tetap tak bisa berjalan lurus. Berat..Tuhan mengertilah ini sungguh berat. Maafkan kami yang telah terbudaki oleh iblis. Lalu kami menciptakan surga kami sendiri,  kami menghabiskan banyak senyum kemaksiatan dan kami bahagia akan ini.                 Kami saling mencintai, sungguh. Dia begitu tulus Tuhan. Cintanya begitu indah, peluk hangatnya membuatku terlelap dalam rasa nyaman, dan dia yang membebaskanku mengukir garis tawaku tanpa coretan. Walau terkadang aku merasa bersalah karena telah menjatuhkan dia pada lubang yang tak lagi ingin ia lewati tadinya. Maafkan lah aku Tuhan, salahkanlah a

Rapuh

Tawamu, candamu, manjamu, marahmu, sedihmu, semua ttgmu, semuanya telah terlukis dalam kanvas memoriku. Dan masih ku simpan rapi, untuk suatu saat aku kenang,berdua dengan tetes air mata haruku. Masihkah ada aku dalam gelap di tiap kedip matamu ? masihkah aku yang menjadi mimpi indahmu dan pengharapanmu saat kau terbangun dan membuka kelopak mata indahmu ? masihkah namaku yang kau sebut dalam setiap doamu? Cita cita cinta, yang telah kita bangun dan kokohkan pada saat bunga bunga belum layu saat itu. masihkah menjadi pengharapan terbesarmu? Aku masih ingat, jelas. Yang kamu janjikan saat keyakinanku goyah karna cinta yang tak sederhana ini. Kamu yang membangkitkan aku, kamu yang menerangi tiap langkah gelapku, dan kamu, kamu alasan aku untuk tetap bertahan pada singgasana yang telah reot saat itu. kamu alasanku tersenyum, kamu alasan aku menjadi diriku, kamu yang menjadikan aku lemah, sekaligus kuat untuk bertahan pada kehidupan yang jahat menurutku. Kamu sebab kedua mengapa aku

karang dengan karang

                Aku, kamu. Batu dg batu. Api dg api. Karang dg karang.  Entah kita akan bertahan atau tidak. Mungkin itu yang menjadi pemikiranmu saat ini, saat dimana kita menjadi renggang. Saat dimana kita selalu beradu argumentasi pedas; sekarang. Candaan manis, desah manja, dan segelintir tawa, yang biasa terselip pada setiap obrolan kita, kini dapat dihitung dg jari, setelahnya? Ya, kami bertengkar.                 Salahkah aku menyeret diri pada organisasi yang ku anggap asik itu? “ aku tak menyalahkanmu,mungkin  kegiatan itu baik sekali untuk masa depanmu “ aku ingat benar perkataanmu. Jelas ! tapi aku tau, dan aku mengerti saat kamu ucapkan itu, kamu sedang mendustai setiap perasaanmu. Rasa yang hilang, pahit; mungkin yang ada padamu saat ini. Memang aku yang menghilang, tapi tidak untuk nyata, tidak untuk jangka panjang. Aku hanya tak terlihat olehmu, untuk beberapa saat. Tak lama, hanya hitungan jam. Tapi bagimu, itu sudah dijangka waktu yang cukup panjang. Aku mengert

curcol yg gaptek

dengan segala keterbatasan kemampuan dalam bidang teknologi,gue coba ngikutin arus anak anak jaman sekarang yang pada nulis diary di media elektronik. segala pake panjang lebar bikin kata kata, bilang aja terus terang kalo emang gaptek. hahaa =D Lulusan komputer ga ngejamin, pinter komputer. buat blog aja masih ceble. hihii yaah.. begini emang kalo sekolah cuma ngejar ijazah. siasia banget rasanya. andaikan waktu bisa diulang, gue bakal sekolah benerbener. ga cabutcabutan, ga tidur pas pelajaran, ga ngumpet di wc waktu bete sama gurunye atau malah pacaran setiap pulang sekolah. hahaa penyesalan emang selalu dateng telat yee. sayang banget, baru kerasa dampaknya sekarang. setelah lulus dari Sudah Makan Kabur ( SMK ), gue pun bingung mau ngelanjut kemana. yang buat bingung dg pemikiran, supaya gimana caranya nanti apapun yang gue jalanin ga jadi siasia lagi. dan pada akhirnya gue jalanin apa yang gue mau, bukan apa yang gue butuh. " Kuliah " gue nurutin ego dan k

forbidden love

dan lagi, aku kembali pada penyimpangan.. bukan niatku, namun aku sungguh tak sanggup mengokohkan tiang imanku. Siapa juga yang sudi menjalani kisah yang tak di ridhoi, belum lagi kami harus tetap berbohong kepada mereka yang merasa jijik akan keanehan kami. Namun kami, tetap berdiri membangun cinta yang kami anggap suci, agar terlihat sempurna. Meski sesungguhnya tidak.. mengejar satu kata “ mukjizat “ mungkin memang terdengar gila, tapi hanya itulah pengharapan kami. Aku tidak dilahirkan sebagai perempuan yang menyukai penyimpangan, aku tidak disiratkan untuk itu. namun dari sederet kisah cinta yang kutemui, walau bukan kisahku. Yang aku tau, yang aku mengerti bahwa posisi sebagai laki laki itu benar benar membuatku muak. Memang gila sebenarnya menjadikan alasan itu sebagai keganjilan yang aku jalani, namun memang itu yang kurasa. Tidak hanya mereka, lelaki yang pernah menjalani hubungan denganku, bahkan lelaki yang selama ini aku jadikan panutan pun, tak dapat menjaga perasaan