Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

hari kelima samadengan duapuluh !

aloha, hari kelima dibulan sembilan ! tanggal yang manis dan sendu utk dia, kekasihku.  tepat pada tanggal ini, usianya genap kepala dua tak ada yang bisa kuberi, tak ada surprise yg kubuat.  entah, ia bahagia apa tidak.  aku hanya mampu memberinya air mata, dan penyesalan atas ketidakromantisanku.  dia bilang, dia baik2 saja.  dan aku harap ia tidak sedang mengadangada.  semogaa... ucapan selamat saja, dan doa sekadarnya yg kuucap dihadapannya entah mencukupi relung kosong dihari spesialnya atau tidak,  aku hanya berharap. aku rasa ia mengarang bebas ttg kebahagiaan, tapi aku menatapnya.  menatap kedua bola mata yg tidak terlalu besar itu,  dan mengeja-eja membaca apa yang tertulis di balik hati kecilnya, apa yang ia pikirkan setelah melihat gadis kecil yg ia katakan ia mencintainya?  aku ingin tau segala yg ada pada isi hati dan otaknya  dan aku ingin sekali memilikinya seutuhnya, serta aku ambil alih kendalinya sadis ! memang sadis. atau gila. iya, memang gil

lagi " aku dia dan kamu "

sebuah kebetulan yang bener2 aneh apa yang pernah aku tulis, apa yang aku terjemahkan. baru saja, hanya selang beberapa menit dan kulihat apa yang aku tulis baru saja aku lihat kata kataku ada pada timeline mantan terindahmu :') "  I am also not perfect, i just wanna that we can to be complement, and not to blame " seketika itu, dunia berubah awan gelap semakin gelap pandangan ku semakin samar, tetesan2 liar, bening, menetes deras di balik kelopak mataku aku menghapusnya sendiri namun ia semakin deras berjatuhan kamu tau? yang aku rasakan sederhana " aku cemburu " manusiawi bukan memikirkan hal negatif setelah aku mencium bumbu kecurigaan? yang aku bisa mencoba meyakini hatiku sendiri memastikan setiap tiang ini agar tidak cepat tumbang sayang,  mengertikah kamu akan apa yang aku rasakan? perih... pedih sekali... lebih perih di banding saat aku mengiris bawang mungkin aku memang berlebihan, aku cengeng, aku lemah dan terlalu pencem

" aku, dia, kamu "

tuan tampanku, hari ini entah aku melihat dirimu atau tidak. yah, kita memang berjumpa. namun aku seperti melihatmu yang lain. tuan tampanku, selama ini entah apakah ada yang kau simpan rapi di balik punggungmu? atau diary kecil usangmu yang kau simpan pada kotak harta karun? tuan tampanku, sejujurnya, aku merasa asing. aku seperti melihat orang lain. tuan tampanku, lalu, yang ku temui tadi siang itu siapa? tuan tampanku, dimana? apa ia jelmaannya? atau utusannya? karena yg asli tak ingin bertemu dgku? tuan tampanku, bukan! bukan tuan tampanku! bukan hanya aku yang memanggilnya tampan. bukan cuma aku yang merasakan panggilan sayangnya. bukan cuma aku yang ia perlakukan dengan lembut, selembut ia menyambutku bukan! bukan cuma aku yang ada dalam celah-celah kesepiannya aku hanyalah satu sosok yang baru terlihat, ketika kamu terbangun dari tidur panjangmu aku hanyalah satu gadis yang mungkin kamu kenal baik, setelah lama kamu terdampar aku hanyalah satu ulasan agar

Secercah " nur "

Bukan maksud untuk tidak mensyukuri apa yang telah terjadi.  Tapi segala konsekuensi yg harus dihadapi membuat urat syarafku menegang.  Bahkan tertarik, dan untung saja tidak putus.  Yang aku jalani, bukan tanpa tujuan dan cita – cita. Aku punya itu.  aku menyimpan segenggam harapan dan juga mimpi indah.  Namun, mungkin saja terlihat belum jelas.  Entah samar atau masih kelabu. Kabut – kabut yang menghalangi jalanku, membuatku sulit melihat ke arah paling depan.  Arah yang aku tuju. Aku bukan buta.  Hanya saja, jalanku, langkahku, masih tertutupi kabut tebal yang membandel.  Membuat aku menjadi berat melangkah. Secercah cahaya yang aku cari, entah dimana. Mengapa begitu sulit. Padahal aku bukan mencari banyak lampu. Bukan lampion. Bukan bohlam. Sedikit saja cahaya, entah itu dari lilin atau dari lampu kecil yang ada diujung kriket. Aku ingin cahaya itu menerangi langkahku, agar aku tidak lagi tersandung- sandung. Aku ingin langkahku, lancar. Tanpa harus menginja

M.O.M d'Hero's

                Setengah abad yang lalu, ia terlahir sebagai perempuan berlatar belakangkan dari keluarga islami, yang cukup fanatik. Kemudian ia tumbuh sebagai wanita tegar, dan mempunyai prinsip yang kuat. Agak sedikit maskulin, cuek dan pendiam. Ya, aku memang tidak mengenalnya kala itu. yang aku tau, berdasarkan ceritanya pada buah hati tercintanya.                 Tumbuh sebagai gadis pesantren, yang di besarkan oleh lelaki tua yang fanatik dan wanita yang cukup bawel. Ya, itu buyahku ( sebutan kakek pada keluarga kami ), dan Uci ( sebutan kami untuk nenek ). Layaknya remaja pada umumnya, ia pun tak luput dari kenakalan. Dan kisah cinta masa remaja. Sempat merasa kagum dan merasa lucu mendengar rangkaian kisah masalalunya, dan itu mengasikkan. Menangisi anak orang lain, ternyata ia pernah melakukannya. Berjalan jauh sendirian, ternyata ia lebih hebat dariku. Dan jatuh cinta pada satu lelaki, yang dipilihnya mungkin hingga maut memisahkannya. Berdasarkan ceritanya, bukannya i

Dia

                Tuhan, maafkanlah.. sungguh ampunilah kami yang sekali lagi terjebak dalam surga maksiat. Kami saling mencinta dan menuruti setiap birahi yang menjamahi aliran urat syahwat kami. Kami tak dapat menahan itu, dan mengendalikan perasaan kami yang begitu menggebu.                   Dan kami telah menodai janji suci kami yang tak lagi akan mengulangi penyimpangan ini. Namun kami tetap tak bisa berjalan lurus. Berat..Tuhan mengertilah ini sungguh berat. Maafkan kami yang telah terbudaki oleh iblis. Lalu kami menciptakan surga kami sendiri,  kami menghabiskan banyak senyum kemaksiatan dan kami bahagia akan ini.                 Kami saling mencintai, sungguh. Dia begitu tulus Tuhan. Cintanya begitu indah, peluk hangatnya membuatku terlelap dalam rasa nyaman, dan dia yang membebaskanku mengukir garis tawaku tanpa coretan. Walau terkadang aku merasa bersalah karena telah menjatuhkan dia pada lubang yang tak lagi ingin ia lewati tadinya. Maafkan lah aku Tuhan, salahkanlah a

Rapuh

Tawamu, candamu, manjamu, marahmu, sedihmu, semua ttgmu, semuanya telah terlukis dalam kanvas memoriku. Dan masih ku simpan rapi, untuk suatu saat aku kenang,berdua dengan tetes air mata haruku. Masihkah ada aku dalam gelap di tiap kedip matamu ? masihkah aku yang menjadi mimpi indahmu dan pengharapanmu saat kau terbangun dan membuka kelopak mata indahmu ? masihkah namaku yang kau sebut dalam setiap doamu? Cita cita cinta, yang telah kita bangun dan kokohkan pada saat bunga bunga belum layu saat itu. masihkah menjadi pengharapan terbesarmu? Aku masih ingat, jelas. Yang kamu janjikan saat keyakinanku goyah karna cinta yang tak sederhana ini. Kamu yang membangkitkan aku, kamu yang menerangi tiap langkah gelapku, dan kamu, kamu alasan aku untuk tetap bertahan pada singgasana yang telah reot saat itu. kamu alasanku tersenyum, kamu alasan aku menjadi diriku, kamu yang menjadikan aku lemah, sekaligus kuat untuk bertahan pada kehidupan yang jahat menurutku. Kamu sebab kedua mengapa aku

karang dengan karang

                Aku, kamu. Batu dg batu. Api dg api. Karang dg karang.  Entah kita akan bertahan atau tidak. Mungkin itu yang menjadi pemikiranmu saat ini, saat dimana kita menjadi renggang. Saat dimana kita selalu beradu argumentasi pedas; sekarang. Candaan manis, desah manja, dan segelintir tawa, yang biasa terselip pada setiap obrolan kita, kini dapat dihitung dg jari, setelahnya? Ya, kami bertengkar.                 Salahkah aku menyeret diri pada organisasi yang ku anggap asik itu? “ aku tak menyalahkanmu,mungkin  kegiatan itu baik sekali untuk masa depanmu “ aku ingat benar perkataanmu. Jelas ! tapi aku tau, dan aku mengerti saat kamu ucapkan itu, kamu sedang mendustai setiap perasaanmu. Rasa yang hilang, pahit; mungkin yang ada padamu saat ini. Memang aku yang menghilang, tapi tidak untuk nyata, tidak untuk jangka panjang. Aku hanya tak terlihat olehmu, untuk beberapa saat. Tak lama, hanya hitungan jam. Tapi bagimu, itu sudah dijangka waktu yang cukup panjang. Aku mengert

curcol yg gaptek

dengan segala keterbatasan kemampuan dalam bidang teknologi,gue coba ngikutin arus anak anak jaman sekarang yang pada nulis diary di media elektronik. segala pake panjang lebar bikin kata kata, bilang aja terus terang kalo emang gaptek. hahaa =D Lulusan komputer ga ngejamin, pinter komputer. buat blog aja masih ceble. hihii yaah.. begini emang kalo sekolah cuma ngejar ijazah. siasia banget rasanya. andaikan waktu bisa diulang, gue bakal sekolah benerbener. ga cabutcabutan, ga tidur pas pelajaran, ga ngumpet di wc waktu bete sama gurunye atau malah pacaran setiap pulang sekolah. hahaa penyesalan emang selalu dateng telat yee. sayang banget, baru kerasa dampaknya sekarang. setelah lulus dari Sudah Makan Kabur ( SMK ), gue pun bingung mau ngelanjut kemana. yang buat bingung dg pemikiran, supaya gimana caranya nanti apapun yang gue jalanin ga jadi siasia lagi. dan pada akhirnya gue jalanin apa yang gue mau, bukan apa yang gue butuh. " Kuliah " gue nurutin ego dan k

forbidden love

dan lagi, aku kembali pada penyimpangan.. bukan niatku, namun aku sungguh tak sanggup mengokohkan tiang imanku. Siapa juga yang sudi menjalani kisah yang tak di ridhoi, belum lagi kami harus tetap berbohong kepada mereka yang merasa jijik akan keanehan kami. Namun kami, tetap berdiri membangun cinta yang kami anggap suci, agar terlihat sempurna. Meski sesungguhnya tidak.. mengejar satu kata “ mukjizat “ mungkin memang terdengar gila, tapi hanya itulah pengharapan kami. Aku tidak dilahirkan sebagai perempuan yang menyukai penyimpangan, aku tidak disiratkan untuk itu. namun dari sederet kisah cinta yang kutemui, walau bukan kisahku. Yang aku tau, yang aku mengerti bahwa posisi sebagai laki laki itu benar benar membuatku muak. Memang gila sebenarnya menjadikan alasan itu sebagai keganjilan yang aku jalani, namun memang itu yang kurasa. Tidak hanya mereka, lelaki yang pernah menjalani hubungan denganku, bahkan lelaki yang selama ini aku jadikan panutan pun, tak dapat menjaga perasaan