Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

"I Know You"

I believe, I believe there's love in you Grid locked on the dusty avenues Inside your heart, just afraid to go I am more, I am more than innocent But just take a chance and let me in And I'll show you ways that you don't know Don't complicate it, Don't let the past dictate Yeah, I have been patient, but slowly I'm losing faith So please, I know you baby I know you baby So please, I know you baby I know you baby I believe, I believe you could love me But you're lost on the road to misery And what I gave to you I could never get back! Don't complicate it, Don't drive yourself insane Yeah, Say what you will but I know that you want to stay! So please, I know you baby I know you baby So please, I know you baby I know you baby Chemicals rushing in, I know it's you that I belong to I'm burning like a cannonball in the air Crashing into who I belong to Uh uh, uuuuh uuuuh uh I have been patient, but slowly

Teruntuk hatiku tersayang

Hai Hatiku yang patah.. Apakabarnya? Masihkah kamu bertahan dengan kesengsaraan? Masihkah kamu meringkuk di sudut gelap kamarmu, memunguti bulir-bulir air mata sepanjang hari? Ataukah kamu sudah berada di tengah keramaian dan tetap merasa sepi? Kasihan kamu , hatiku.. Buka lah topeng "baik-baik saja"mu. Jangan bersembunyi di belakang bekas sayatan lukamu. Luka mu belum kering. Masih terbuka dan lebam membiru.. Remuk remah patahannya, jangan lagi kamu simpan pada kotak kenanganmu yang usang itu.. Hatiku, kamu adalah inti dari kehidupan. Inti dari rasa yang aku miliki sebegitu dalam untuknya. Tolong, janganlah rusak, patah, bahkan hilang warnanya .. Tersenyumlah hatiku. Semua ini jawaban Allah untukmu. Hatiku yang patah.. Yang kini tengah bercumbu dengan luka dan perih. Membelai mesra luka-luka basah yang masih bernanah darah. Menggerogoti hati yang masih berbentuk utuh. Hingga retak dan tak tau lagi bagaimana bentuknya. Darah-darah amarah yang mengalir deras pada n

Penghujung Juni...

30 Juni 2016 Penghujung Juni Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada lagi angan untuk saling bersama. Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”) Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi.. Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih.. Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah.. Hai Kamu, Petani Cinta.. Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku

Ada. Cerita. Ada..

Ada sepenggal cerita tentang seorang remaja perempuan.. Ada cerita cinta.. Ada cerita duka.. Ada cerita sedih.. Ada cerita senang.. Ada.. Sampai kini belum jelas, apa yang akan menjadi tujuan hidupnya. Ia ingin jadi seorang pemenang, Namun ia sendiri tak mengerti, kompetisi apa sebenarnya yang sedang ia ikuti. Ikut kompetisi lari, tapi kemampuan kakinya terbatas. kompetisi terjun payung, tapi ia takut terjatuh karna takut ketinggian. Kompetisi menggambar, tapi imajinasinya sangat terbatas. Ikut cerdas cermat, tapi ia kalah cermat dan cerdas .. Lalu ? Bukan saja terombang ambing. Bukan saja gontai langkahnya. Buta juga tidak. Ia bisa melihat, merasakan, berfikir. Tapi ia terus berjalan, menuju jalan dimana banyak penjual dan pembeli kasih sayang serta penikmat rasa syukur. Hanya saja, ia tak tau arah. Ia tak tau jalannya. Lalu ? Kemana ia akan bertanya. Sedang semua orang sibuk dengan masing-masing jalannya. Kemana ia akan meminta bantuan. Sedang yang lain sibuk

Masih, Dengan Kecewa

Hitungan hari aku membisu. Kuharap, semua ini cukup untuk membuatmu mengerti. Betapa ku sakit hati. Bukan tanpa alasan. Serta bukan tanpa tujuan. Kesakitan yang disebabkan tusukan secara tiba tiba dan bertubi tubi, pasti kau tahu bagaimana rasanya. Ya, jika kau masih memiliki hati yang masih berfungsi.. Tiada pernah aku menyangka. Tiada pernah aku menduga. Tiada pernah ada dalam mimpiku, kasih kesayanganku rela (membagi) dirinya untuk seorang yang belum lama di kenalnya. Rela mengorbankan hatinya demi seseorang yang entah dari mana datangnya.. Oh, Tuhan. Matikanlah aku dengan penyakit, daripada harus Engkau matikan hati orang yang katanya "menyayangiku", dan membuatnya mematikan aku pula. Rasanya seperti dikuliti. Sehingga tak sanggup lagi aku definisikan tentang perih dan pedih. Bahkan, lebih daripada itu.. Lalu, untuk apa Engkau butakan kedua mata hatinya, wahai Tuhan ? Sedangkan Engkau bukakan mataku selebar-lebarnya untuk melihat pisau yang begitu runcing menusuk ma

Tanpa Judul, 20 Juni 2016

20 Juni 2016, Ini bukan diary. Bukan pula cerpen tentang sakit hati. Atau sinopsis tentang cerita pengkhianatan.. Di lain waktu,  Ada sapa yang aku rindukan. Ada rindu yang biasanya aku sapa. Lalu kini, menjadi bisu tak bersuara. Adakah yang ku rasa sakit ? Tentunya. Adakah bagian diriku yang terluka? Pastinya. Perlukah kau bertanya "mengapa"? Sungguh tiadalah perlu. Dalam diam, aku berdoa agar Matahariku tetap indah dan terang. Menjaga kehangatannya kala aku di terpa dingin. Kemudian, menerangi langkah-langkah ku yang redup. Dan aku senang, doaku di kabulkan. Meski untuk sementara waktu, Matahariku tertutup awan mendung. Entah sampai kapan.. Tak usah kau tanya lagi. Pastinya saat ini aku rabun, gelap dan terus melangkah hingga akhirnya terjatuh..  Bukan aku menyalahkan Matahari keindahanku. Aku maklumi. Setiap kondisi pasti akan berubah. Tiap kondisi pasti akan berbeda. Dimana kita di tempatkan pada zona nyaman bahkan tidak aman. Lalu, apa kita bisa menyalah

Hai MEI ...

Hai Mei… Aku punya sedikit kisah mengenai kehidupan yang begitu indah. Yang membuatku tak pernah lupa akan rasa syukur. Namun mampu membuatku “lupa” siapa diriku . Hai Mei.. Aku punya satu hati yang aku jaga dengan kewaspadaan. Ku titipkan ia, di ruang hati lain, yang menerima hatiku apa adanya. Agar hatiku selalu terjaga aman dan nyaman. Agar hatiku tetap berwarna merah penuh cinta dan keberanian. Bukan berwarna hitam legam yang bisa membutakan nurani.. Hai Mei.. Kamu tau siapa yang aku maksudkan ? Yaaa.. Dia.  Dialah sang penjaga hati kecilku. Ku percayakan dia untuk menjaga hati ku yang amat rapuh. Ku yakini dia sebagai pengasuh hati ku. Yang dapat dengan tulus menjaga hatiku yang sudah tak utuh lagi bentuknya.. Hai Mei.. Aku pernah bertanya kabar kepada hatiku. Ternyata ia sangat baik. Ternyata ia sangat berseri..Ternyata ia kini terlihat warnanya, meski kulihat beberapa bekas luka di permukaannya yang tipis.. Tetapi tidak seperti se