Langsung ke konten utama

Tak tau siapa kamu ?

Bila saja kita tidak di takdirkan,
aku tak apa..
Sungguh, aku akan menerimanya dengan lapang..

Aku tersadar,
aku yang semakin terlarut dalam fantasiku sendiri
menghabiskan waktu bersamamu,
kamu, yang aku sendiri tak tau siapa..


Bila saja kita tidak di takdirkan,
aku bisa apa,
Memaksa kehendak Tuhan, bukan hak ku sebagai hamba-Nya,

Aku tersadar,
ego ku tidak terkendali untuk terus memandangimu
kamu, yang aku sendiri tak tau siapa..


Bila saja kita tidak di takdirkan,
aku mau apa,
Mengharapkan keajaiban datang, bagai mimpi di siang hari..

Aku tersadar,
betapa tersipunya aku tiap kali sepasang mata itu bertemu denganmu,
kamu, yang aku sendiri tak tau siapa

***

Aku berdoa semampuku,
menghindarimu sekuat tenagaku.

Aku tak sesakti itu,
membalas tatapanmu..

Aku tak sehebat itu,
menepis rinduku,


Padamu...


Entah siapa kamu
dan aku terus memikirkan tentangmu..

Aku malu,
untuk sesuatu hal yang aku belum tau

hahahaa :D


Aku mengagumi,
dengan ketidak sadaran diriku mengharapkan mu

Aku berlebihan

Bermimpi di siang hari yang terik,
betapa lancangnya diriku, dalam terang mataku memejam, mengarang cerita tentang dirimu, tentang diriku. Tentang kita .


ahh tidak !


Aku mulai lagi !
Merindukanmu...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

hari kelima samadengan duapuluh !

aloha, hari kelima dibulan sembilan ! tanggal yang manis dan sendu utk dia, kekasihku.  tepat pada tanggal ini, usianya genap kepala dua tak ada yang bisa kuberi, tak ada surprise yg kubuat.  entah, ia bahagia apa tidak.  aku hanya mampu memberinya air mata, dan penyesalan atas ketidakromantisanku.  dia bilang, dia baik2 saja.  dan aku harap ia tidak sedang mengadangada.  semogaa... ucapan selamat saja, dan doa sekadarnya yg kuucap dihadapannya entah mencukupi relung kosong dihari spesialnya atau tidak,  aku hanya berharap. aku rasa ia mengarang bebas ttg kebahagiaan, tapi aku menatapnya.  menatap kedua bola mata yg tidak terlalu besar itu,  dan mengeja-eja membaca apa yang tertulis di balik hati kecilnya, apa yang ia pikirkan setelah melihat gadis kecil yg ia katakan ia mencintainya?  aku ingin tau segala yg ada pada isi hati dan otaknya  dan aku ingin sekali memilikinya seutuhnya, serta aku ambil alih kendalinya sadis ! memang sadis. atau gila. iya, memang gil

Penghujung Juni...

30 Juni 2016 Penghujung Juni Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada lagi angan untuk saling bersama. Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”) Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi.. Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih.. Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah.. Hai Kamu, Petani Cinta.. Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku

Teruntuk hatiku tersayang

Hai Hatiku yang patah.. Apakabarnya? Masihkah kamu bertahan dengan kesengsaraan? Masihkah kamu meringkuk di sudut gelap kamarmu, memunguti bulir-bulir air mata sepanjang hari? Ataukah kamu sudah berada di tengah keramaian dan tetap merasa sepi? Kasihan kamu , hatiku.. Buka lah topeng "baik-baik saja"mu. Jangan bersembunyi di belakang bekas sayatan lukamu. Luka mu belum kering. Masih terbuka dan lebam membiru.. Remuk remah patahannya, jangan lagi kamu simpan pada kotak kenanganmu yang usang itu.. Hatiku, kamu adalah inti dari kehidupan. Inti dari rasa yang aku miliki sebegitu dalam untuknya. Tolong, janganlah rusak, patah, bahkan hilang warnanya .. Tersenyumlah hatiku. Semua ini jawaban Allah untukmu. Hatiku yang patah.. Yang kini tengah bercumbu dengan luka dan perih. Membelai mesra luka-luka basah yang masih bernanah darah. Menggerogoti hati yang masih berbentuk utuh. Hingga retak dan tak tau lagi bagaimana bentuknya. Darah-darah amarah yang mengalir deras pada n