Langsung ke konten utama

Penghujung Juni...

30 Juni 2016

Penghujung Juni

Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada lagi angan untuk saling bersama.


Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”)



Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi..

Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih..
Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah..

Hai Kamu, Petani Cinta..
Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku? Aku tak dapat berjalan karna cabang menghalangi langkahku. Wahai akar, matikanlah cabangmu.. Sungguh aku tak suka cabang.. Kemudian kuatkan akar-akar serta batangmu, untuk mengokohkan gubuk imanku..

Penghujung Juni..

Tidak ada lagi awan yang indah yang bisa menggambarkan raut wajahmu yang ceria. Tidak ada lagi semilir angin yang menggelitik seperti cumbuanmu. Tidak ada di Penghujung Juni musim semi yang biasa aku lewati, yang seperti biasa aku lalui bersamamu. Sekarang kita berbalik arah, menemui padang pasir dan fatamorgana yang begitu indah untukmu. Hanya untukmu..
Sayangnya, tidak untuk ku. Kenapa? Karena Fatamorgana yang kulihat begitu silau menusuk mata hingga tembus ke ulu hati..

Berakhirlah kita sampai sini..

Sampai pada hari ini..

Teruntuk Januari yang selalu menjadi kenangan..
Maaf, dirimu kini sudah tak lagi ada dalam tulisanku. Begitu pula dengan Mei dan September. Cukup ku ingat kalian, lalu setelah itu ku menyanyikan lagu mengheningkan cipta..
Teruntuk tanggal 15, 14 dan 5 .
Maaf, kini kalian sudah tak ada (lagi) urutannya dalam ingatan. Terimakasih untuk selalu mengindahkan hitunganku, hitungannya.

Selamat tinggal semuanya..

Aku akan pergi. Dengan berbekal koper kesakitan yang terisi dengan dairy sakit hati. Yang kemudian akan aku jadikan referensi atas apa yang akan hendak aku pijak .

Selamat tinggal tampanku..

Semoga kalian bahagia pada masa yang tepat. Semoga kalian akan menjadi sebuah ranum yang manis untuk di petik .. Terimakasih telah mengajarkanku tentang segala rasa ..

Selamat Tinggal Juni..




                        Aku, 1501



Komentar

Postingan populer dari blog ini

hari kelima samadengan duapuluh !

aloha, hari kelima dibulan sembilan ! tanggal yang manis dan sendu utk dia, kekasihku.  tepat pada tanggal ini, usianya genap kepala dua tak ada yang bisa kuberi, tak ada surprise yg kubuat.  entah, ia bahagia apa tidak.  aku hanya mampu memberinya air mata, dan penyesalan atas ketidakromantisanku.  dia bilang, dia baik2 saja.  dan aku harap ia tidak sedang mengadangada.  semogaa... ucapan selamat saja, dan doa sekadarnya yg kuucap dihadapannya entah mencukupi relung kosong dihari spesialnya atau tidak,  aku hanya berharap. aku rasa ia mengarang bebas ttg kebahagiaan, tapi aku menatapnya.  menatap kedua bola mata yg tidak terlalu besar itu,  dan mengeja-eja membaca apa yang tertulis di balik hati kecilnya, apa yang ia pikirkan setelah melihat gadis kecil yg ia katakan ia mencintainya?  aku ingin tau segala yg ada pada isi hati dan otaknya  dan aku ingin sekali memilikinya seutuhnya, serta aku ambil alih kendalinya sadis ! memang sadis. atau gila. iya, memang gil

Teruntuk hatiku tersayang

Hai Hatiku yang patah.. Apakabarnya? Masihkah kamu bertahan dengan kesengsaraan? Masihkah kamu meringkuk di sudut gelap kamarmu, memunguti bulir-bulir air mata sepanjang hari? Ataukah kamu sudah berada di tengah keramaian dan tetap merasa sepi? Kasihan kamu , hatiku.. Buka lah topeng "baik-baik saja"mu. Jangan bersembunyi di belakang bekas sayatan lukamu. Luka mu belum kering. Masih terbuka dan lebam membiru.. Remuk remah patahannya, jangan lagi kamu simpan pada kotak kenanganmu yang usang itu.. Hatiku, kamu adalah inti dari kehidupan. Inti dari rasa yang aku miliki sebegitu dalam untuknya. Tolong, janganlah rusak, patah, bahkan hilang warnanya .. Tersenyumlah hatiku. Semua ini jawaban Allah untukmu. Hatiku yang patah.. Yang kini tengah bercumbu dengan luka dan perih. Membelai mesra luka-luka basah yang masih bernanah darah. Menggerogoti hati yang masih berbentuk utuh. Hingga retak dan tak tau lagi bagaimana bentuknya. Darah-darah amarah yang mengalir deras pada n