Penghujung Juni
Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat
sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak
lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada
lagi angan untuk saling bersama.
Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”)
Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau
kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi..
Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan
pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan
cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih..
Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan
berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa
akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa
akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah..
Hai Kamu, Petani Cinta..
Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku? Aku
tak dapat berjalan karna cabang menghalangi langkahku. Wahai akar, matikanlah
cabangmu.. Sungguh aku tak suka cabang.. Kemudian kuatkan akar-akar serta
batangmu, untuk mengokohkan gubuk imanku..
Penghujung Juni..
Tidak ada lagi awan yang indah yang bisa menggambarkan raut
wajahmu yang ceria. Tidak ada lagi semilir angin yang menggelitik seperti
cumbuanmu. Tidak ada di Penghujung Juni musim semi yang biasa aku lewati, yang
seperti biasa aku lalui bersamamu. Sekarang kita berbalik arah, menemui padang
pasir dan fatamorgana yang begitu indah untukmu. Hanya untukmu..
Sayangnya, tidak untuk ku. Kenapa? Karena Fatamorgana yang
kulihat begitu silau menusuk mata hingga tembus ke ulu hati..
Berakhirlah kita sampai sini..
Sampai pada hari ini..
Teruntuk Januari yang selalu menjadi kenangan..
Maaf, dirimu kini sudah tak lagi ada dalam tulisanku. Begitu
pula dengan Mei dan September. Cukup ku ingat kalian, lalu setelah itu ku
menyanyikan lagu mengheningkan cipta..
Teruntuk tanggal 15, 14 dan 5 .
Maaf, kini kalian sudah tak ada (lagi) urutannya dalam
ingatan. Terimakasih untuk selalu mengindahkan hitunganku, hitungannya.
Selamat tinggal semuanya..
Aku akan pergi. Dengan berbekal koper kesakitan yang terisi
dengan dairy sakit hati. Yang kemudian akan aku jadikan referensi atas apa yang
akan hendak aku pijak .
Selamat tinggal tampanku..
Semoga kalian bahagia pada masa yang tepat. Semoga kalian
akan menjadi sebuah ranum yang manis untuk di petik .. Terimakasih telah
mengajarkanku tentang segala rasa ..
Selamat Tinggal Juni..
Aku, 1501
Komentar
Posting Komentar