dan lagi, aku kembali pada
penyimpangan.. bukan niatku, namun aku sungguh tak sanggup mengokohkan tiang
imanku. Siapa juga yang sudi menjalani kisah yang tak di ridhoi, belum lagi
kami harus tetap berbohong kepada mereka yang merasa jijik akan keanehan kami.
Namun kami, tetap berdiri membangun cinta yang kami anggap suci, agar terlihat
sempurna. Meski sesungguhnya tidak..
mengejar satu kata “ mukjizat “
mungkin memang terdengar gila, tapi hanya itulah pengharapan kami. Aku tidak
dilahirkan sebagai perempuan yang menyukai penyimpangan, aku tidak disiratkan
untuk itu. namun dari sederet kisah cinta yang kutemui, walau bukan kisahku. Yang
aku tau, yang aku mengerti bahwa posisi sebagai laki laki itu benar benar
membuatku muak. Memang gila sebenarnya menjadikan alasan itu sebagai keganjilan
yang aku jalani, namun memang itu yang kurasa. Tidak hanya mereka, lelaki yang
pernah menjalani hubungan denganku, bahkan lelaki yang selama ini aku jadikan
panutan pun, tak dapat menjaga perasaan seorang wanita yang katanya ia cintai. Terdengar
tidak adil untukku, lelaki boleh berpoligami, lalu mengapa wanita tidak di
izinkan untuk berpoliandri ? mengapa derajat lelaki lebih tinggi, padahal
lelaki hampir saja selalu tak pernah mengerti perasaan wanita.
Beberapa kali kucoba menyembuhkan
entah penyakit apa yang ada pada diriku. Perlahan kucoba membangun rasa percaya
pada setiap lelaki yang mencurahkan segala omong kosongnya, dan memintaku untuk
menjadi bidadari di surganya kelak. Namun, tetap saja pada akhirnya, mereka
lagi lagi berbual. Tidak hanya pada kisah yang kujalani, tapi beberapa kerabat
yang bertukar cerita padaku, mereka terlihat seperti tanpa dosa bercerita padaku
bahwa mereka hanya menjadikan wanita sebagai boneka mereka. Bahkan tak sedikit dari mereka yang memintaku
mencarikan boneka untuk menemani mereka. Sungguh, itu bukanlah perbuatan yang
manusiawi bukan?
Dan Tuhan memiliki rencana lain
untukku. Dibalik suram dan kelamnya masa laluku, dibalik kebimbangan akan
melangkah kemasa depan, Tuhan mengutus
satu malaikat tanpa sayap yang tulus mencintaiku. Yang menyembuhkan lukaku,
yang menghapus sgala perihku, yang menerangkan aku pada lorong gelap, dan yang
membantu aku berdiri bahkan menjagaku
dengan penuh keikhlasan. Yang membuatku terlarut pada senyumnya,
membuatku bangkit dari keterpurukan dan kebisingan pada suasana rumah yang
membuat kepalaku hampir pecah. Memilikinya benar benar suatu keindahan,
meskipun aku bersalah memilihnya. Dan telah lancang, meloncati setiap usaha saudara
saudaraku yang berjuang menarikku agar tak lagi menjadi orang sakit. Dan pada
akhirnya, aku menikmati sakitku, dengan keindahan, dengan kegilaan, dengan rasa
nyaman. Yaah...aku nyaman dengan sakit ini. Dengan penyakit ini.. diaa... iya,
dia.. manusia yang berjenis sama denganku..
Komentar
Posting Komentar