Langsung ke konten utama

Rapuh


Tawamu, candamu, manjamu, marahmu, sedihmu, semua ttgmu, semuanya telah terlukis dalam kanvas memoriku. Dan masih ku simpan rapi, untuk suatu saat aku kenang,berdua dengan tetes air mata haruku. Masihkah ada aku dalam gelap di tiap kedip matamu ? masihkah aku yang menjadi mimpi indahmu dan pengharapanmu saat kau terbangun dan membuka kelopak mata indahmu ? masihkah namaku yang kau sebut dalam setiap doamu? Cita cita cinta, yang telah kita bangun dan kokohkan pada saat bunga bunga belum layu saat itu. masihkah menjadi pengharapan terbesarmu?

Aku masih ingat, jelas. Yang kamu janjikan saat keyakinanku goyah karna cinta yang tak sederhana ini. Kamu yang membangkitkan aku, kamu yang menerangi tiap langkah gelapku, dan kamu, kamu alasan aku untuk tetap bertahan pada singgasana yang telah reot saat itu. kamu alasanku tersenyum, kamu alasan aku menjadi diriku, kamu yang menjadikan aku lemah, sekaligus kuat untuk bertahan pada kehidupan yang jahat menurutku. Kamu sebab kedua mengapa aku bertahan. Mengapa aku tak ingin kehilangan hembusan nafas. Mengapa aku ingin terus melihat dunia. mengapa aku harus tetap berjuang untuk masa depan yang belum pernah ku ketahui akan seperti apa nanti. Kamu, keluargaku, sahabat-sahabatku. Alasan mengapa aku menjadi kuat sampai saat ini.

Tapi, sekarang aku kembali rapuh. Bukan karna mu. Melainkan memang aku yang terlalu menuruti egoku. Aku yang menduakanmu dengan segala aktifitas yang membuatmu menungguku begitu lama. Aku mengerti. Sederhana. Menurut mereka memang sederhana. Tapi tak semudah itu untukmu, untukku. Aku berusaha. Berusaha memahamimu dengan begitu keras. Aku pun berfikir. Kisah terlarang yang telah aku putuskan untuk ku tulis lagi, bukan dengan mudah kini kulepas begitu saja. Akupun memiliki komitmen, yang masih ku genggam. Yang telah kita sepakati jauh sebelum aku memiliki dunia baruku. Aku tak lupa. Sedikitpun.



Mungkin, penyakit. Tapi kesakitan ini indah. Aku nyaman dengan sakit ini. Begitupun kamu, benar? Sayang, ke egoisan memakan hati nurani kita. Memanaskan pemikiran kita yang dingin. Menjadi terbakar. Kita, terlalu menggebu dalam kemarahan. Tapi sadarkah kamu, bahwa yg kita perangi itu apa? Aku paham, aku sadar. Itu semua karna aku. Ya, bukankah begitu?

Yang benar benar membuat aku kehilangan akal sehatku, yaitu keterbatasan pemahamanku yang menjadikan masalah ini begitu rumit. Memang, tak ada yg berdusta diantara kita. Tak ada yang saling mengkhianati, dan saling menjatuhkan. Menurutku. Entah menurutmu, tuan tampan. Apa yang menjadikanmu begitu marah padaku? Apa yang menjadikanmu gelap padaku? Pandanganmu, yang tajam itu. dulu membunuhku tapi aku tenang. Dan sekarang, kata-katamu yang mencibirku, menyudutkan aku, dan seolah menghakimiku. Pada akhirnya akupun terbunuh, secara perlahan. Kau bilang, kau maafkan aku. Kau ikhlaskan aku dengan kesenanganku. Kau indahkan lagi segala kalimatmu yang membuatku bangkit dan terus mempertahankanmu. Dan seketika itu juga, belum jauh perjalanan perbincangan kita, kau jatuhkan lagi aku. Kau sungkurkan aku begitu keras. Dan kau tau? SAKIT ! SAKIT rasanya tertusuk oleh beberapa rangkai kalimatmu ! sadarkah kamu, siapa yang sedang kau ajak bicara? AKU! Gadis kecil yang tadinya kau sebut malaikat kecilmu. Lalu mengapa aku di perlakukan seperti iblis? Aku perih sayang.. aku sakit.. aku mohon mengertilah... :’( 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

hari kelima samadengan duapuluh !

aloha, hari kelima dibulan sembilan ! tanggal yang manis dan sendu utk dia, kekasihku.  tepat pada tanggal ini, usianya genap kepala dua tak ada yang bisa kuberi, tak ada surprise yg kubuat.  entah, ia bahagia apa tidak.  aku hanya mampu memberinya air mata, dan penyesalan atas ketidakromantisanku.  dia bilang, dia baik2 saja.  dan aku harap ia tidak sedang mengadangada.  semogaa... ucapan selamat saja, dan doa sekadarnya yg kuucap dihadapannya entah mencukupi relung kosong dihari spesialnya atau tidak,  aku hanya berharap. aku rasa ia mengarang bebas ttg kebahagiaan, tapi aku menatapnya.  menatap kedua bola mata yg tidak terlalu besar itu,  dan mengeja-eja membaca apa yang tertulis di balik hati kecilnya, apa yang ia pikirkan setelah melihat gadis kecil yg ia katakan ia mencintainya?  aku ingin tau segala yg ada pada isi hati dan otaknya  dan aku ingin sekali memilikinya seutuhnya, serta aku ambil alih kendalinya sadis ! memang sadis. atau gila. iya, memang gil

Penghujung Juni...

30 Juni 2016 Penghujung Juni Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada lagi angan untuk saling bersama. Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”) Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi.. Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih.. Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah.. Hai Kamu, Petani Cinta.. Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku

padam

Dan kini tidak ada lagi yang harus di kenang . segala kisah cinta terlarangpun sampai pada entah happy ending atau tragedi . tak ada lagi perasaan rindu akan dosa yang selama ini ku nikmati diam diam. Tak ada lagi tangis penyesalan akan ke maksiatan yang biasanya terjadi atas nama khilaf.  Dan tak ada lagi, manusia berkelamin sama yang menjadikan ku budak.. semua benar benar berakhir.. Mungkin Tuhan tlah mengerti , atau iba melihatku.  Kini di turunkannya lah malaikat berkelamin , yang tak sama dengan ku.. dan insya allah ia tulus menyayangiku,. “  Tuhan , jika memang benar dia Kau utus untuk menjagaku, aku memohon kepadaMu, jangan biarkan ia menyakitiku sedikitpun . dan jauhkan kami dari segala kemaksiatan . Tuhan, jika ia sungguh menyayangiku sepenuh hatinya . izinkan aku membalas kasihnya. Dan restuilah kami, jauhkan dari segala indah yang mengandung dosa . aku mohon Tuhan... tak lagi sudi aku kembali pada dunia ku yang penuh dengan penyimpangan . aku ingin bersama dengan Malaikat