Langsung ke konten utama

Ada. Cerita. Ada..


Ada sepenggal cerita tentang seorang remaja perempuan..
Ada cerita cinta..
Ada cerita duka..
Ada cerita sedih..
Ada cerita senang..
Ada..


Sampai kini belum jelas, apa yang akan menjadi tujuan hidupnya. Ia ingin jadi seorang pemenang, Namun ia sendiri tak mengerti, kompetisi apa sebenarnya yang sedang ia ikuti. Ikut kompetisi lari, tapi kemampuan kakinya terbatas. kompetisi terjun payung, tapi ia takut terjatuh karna takut ketinggian. Kompetisi menggambar, tapi imajinasinya sangat terbatas. Ikut cerdas cermat, tapi ia kalah cermat dan cerdas .. Lalu ?
Bukan saja terombang ambing. Bukan saja gontai langkahnya. Buta juga tidak. Ia bisa melihat, merasakan, berfikir. Tapi ia terus berjalan, menuju jalan dimana banyak penjual dan pembeli kasih sayang serta penikmat rasa syukur. Hanya saja, ia tak tau arah. Ia tak tau jalannya. Lalu ?
Kemana ia akan bertanya. Sedang semua orang sibuk dengan masing-masing jalannya.
Kemana ia akan meminta bantuan. Sedang yang lain sibuk mencari pula bala bantuan.
Kemana ia akan memilih jalannya. Sedang tidak ada petunjuk arah yang tertera di sisi jalan..

Berjalan kedepan bukanlah hal yang mudah untuknya. Karena tak jarang ia harus melipir, merebahkan badannya serta meluruskan kaki kaki kecilnya yang mulai membengkak. Terutama kepalanya. Mengisi lambung yang makan gaji buta. Memuaskan hasrat pandangan mata yang berbinar dengan hal hal yang indah di dalam toko pinggir jalan. Belum lagi harus membuang sampah pada tempatnya, eh ini malah suka kelebihan ngebuangnya..
Pada perjalanan yang panjang, pasti ia merasa haus di satu waktu. Apalagi lapar. Belum lagi, disisi jalan lain banyak dijumpainya mulut – mulut yang kelaparan. Perut – perut yang berbunyi menagih amunisi. Belum lagi, yang sakit dan berkewajiban membayarkan tempat tinggalnya. Menengadah tangan mereka. Memelas ekspresi mereka. Kenapa mereka? Karna satu satunya orang sehat yang berjalan, hanya si remaja perempuan ini meski telah gontai jalannya,

Kalian tahu bagaimana posturnya? 

Yang jelas.. Ia tidak berbadan besar. Mungil wajahnya. Kaki kakinya yang pendek dan jemari nya yang kecil.. Langkahnya tidaklah panjang, Sangat tidak unggul dalam riwayat perjalanannya.. Namun,, ia justru harus berjalan lebih jauh ketimbang teman teman seperjuangannya...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

hari kelima samadengan duapuluh !

aloha, hari kelima dibulan sembilan ! tanggal yang manis dan sendu utk dia, kekasihku.  tepat pada tanggal ini, usianya genap kepala dua tak ada yang bisa kuberi, tak ada surprise yg kubuat.  entah, ia bahagia apa tidak.  aku hanya mampu memberinya air mata, dan penyesalan atas ketidakromantisanku.  dia bilang, dia baik2 saja.  dan aku harap ia tidak sedang mengadangada.  semogaa... ucapan selamat saja, dan doa sekadarnya yg kuucap dihadapannya entah mencukupi relung kosong dihari spesialnya atau tidak,  aku hanya berharap. aku rasa ia mengarang bebas ttg kebahagiaan, tapi aku menatapnya.  menatap kedua bola mata yg tidak terlalu besar itu,  dan mengeja-eja membaca apa yang tertulis di balik hati kecilnya, apa yang ia pikirkan setelah melihat gadis kecil yg ia katakan ia mencintainya?  aku ingin tau segala yg ada pada isi hati dan otaknya  dan aku ingin sekali memilikinya seutuhnya, serta aku ambil alih kendalinya sadis ! memang sadis. atau gila. iya, memang gil

Penghujung Juni...

30 Juni 2016 Penghujung Juni Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada lagi angan untuk saling bersama. Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”) Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi.. Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih.. Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah.. Hai Kamu, Petani Cinta.. Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku

Teruntuk hatiku tersayang

Hai Hatiku yang patah.. Apakabarnya? Masihkah kamu bertahan dengan kesengsaraan? Masihkah kamu meringkuk di sudut gelap kamarmu, memunguti bulir-bulir air mata sepanjang hari? Ataukah kamu sudah berada di tengah keramaian dan tetap merasa sepi? Kasihan kamu , hatiku.. Buka lah topeng "baik-baik saja"mu. Jangan bersembunyi di belakang bekas sayatan lukamu. Luka mu belum kering. Masih terbuka dan lebam membiru.. Remuk remah patahannya, jangan lagi kamu simpan pada kotak kenanganmu yang usang itu.. Hatiku, kamu adalah inti dari kehidupan. Inti dari rasa yang aku miliki sebegitu dalam untuknya. Tolong, janganlah rusak, patah, bahkan hilang warnanya .. Tersenyumlah hatiku. Semua ini jawaban Allah untukmu. Hatiku yang patah.. Yang kini tengah bercumbu dengan luka dan perih. Membelai mesra luka-luka basah yang masih bernanah darah. Menggerogoti hati yang masih berbentuk utuh. Hingga retak dan tak tau lagi bagaimana bentuknya. Darah-darah amarah yang mengalir deras pada n