Langsung ke konten utama

Masih, Dengan Kecewa




Hitungan hari aku membisu. Kuharap, semua ini cukup untuk membuatmu mengerti. Betapa ku sakit hati. Bukan tanpa alasan. Serta bukan tanpa tujuan. Kesakitan yang disebabkan tusukan secara tiba tiba dan bertubi tubi, pasti kau tahu bagaimana rasanya. Ya, jika kau masih memiliki hati yang masih berfungsi..


Tiada pernah aku menyangka. Tiada pernah aku menduga. Tiada pernah ada dalam mimpiku, kasih kesayanganku rela (membagi) dirinya untuk seorang yang belum lama di kenalnya. Rela mengorbankan hatinya demi seseorang yang entah dari mana datangnya.. Oh, Tuhan. Matikanlah aku dengan penyakit, daripada harus Engkau matikan hati orang yang katanya "menyayangiku", dan membuatnya mematikan aku pula. Rasanya seperti dikuliti. Sehingga tak sanggup lagi aku definisikan tentang perih dan pedih. Bahkan, lebih daripada itu..


Lalu, untuk apa Engkau butakan kedua mata hatinya, wahai Tuhan ?

Sedangkan Engkau bukakan mataku selebar-lebarnya untuk melihat pisau yang begitu runcing menusuk mataku, bahkan mata hati, kemudian hatiku rasanya getir, menusuk nusuk rongga dada hingga membuatku sulit bernafas..

Aku Sesak.

Sesak sekali ..


Akan kah aku mati dengan "Racun" yang rasanya manis seperti ini ?









https://kulihatkurasakudengar.files.wordpress.com/2013/08/alone-sad-cute-girl-dark-sunset.jpg



Kurasa ia tak semunafik itu. Aku mengenalnya. Hitungan tahun. Aku tahu, ia orang yang paling setia diantara yang setia. Tapi mengapa justru lebih menyakitkan yang "Setia" itu ?

Selalu ada permainan yang mengorbankan serpihan dari hatiku. Membuat hatiku mengikis perlahan, sedikit demi sedikit ia lucuti warna merah terang di hatiku. Dengan kepercayaan yang ia nodai dengan warna abu, dengan rasa iba yang mewarnai merah muda menjadi Merah kecoklatan, kemudian perlahan-lahan menjadi hitam..




Tampanku..


Masih ingatkah kamu mengenai bongkahan gula yang kita kumpulkan kemudian kita susun rapi sedikit demi sedikit ke dalam toples bahagia? Masih ingatkah kamu tentang rasa manis di tiap bongkahannya yang kita aduk bersama dalam secangkir kopi?


Aku hanya berharap. Keindahan yang pernah ku temui pada musim semi tidak akan menjadikanku lupa, dimana kala itu kita pernah berada dalam gurun pasir yang luas. Lalu kita berjalan, berjuang bersama, menemui fatamorgana sampai pada akhirnya kita tiba di padang bunga yang begitu indah..

Kau berikanku mawar setiap harinya. Kau bawakan aku anggrek yang berwarna warni.. Kau manjakan mataku bahkan hatiku dengan pemandangan yang selalu penuh warna serta kehangatan akan penjagaanmu kepada ku agar aku tak tertusuk duri..


Meski, entah tanpa sengaja atau tidak. Entah ini bagian dari alur skenario yang kau tulis, atau apa. aku tak pernah mengerti. aku tak pernah menyangkanya. Kau perkenalkan aku dengan mawar hitam, kemudian ku biarkan ia tumbuh dengan baik. Lalu apa yang kudapati? Mawar hitammu tumbuh dengan liar, dan durinya kau biarkan menusukku hingga aku terluka dalam. Terjatuh dan tersungkur,

Tapi apa? Dari kejauhan kau berdiri mematung, dan hanya menolehku. Bertanya apa aku baik baik saja. Padahal kau tau jawabannya. Kau bawakan maaf ribuan kali.. Tanpa kau bawakan obat atau penghilang rasa sakit untukku. Kau tau aku sakit, tapi kau tak berniat menyembuhkanku. Berulang kali ku beritahu kau, apa yang bisa menyembuhkanku, Lalu, lagi lagi kau datang hanya dengan segenggam maaf.. :"")


Entahlah, apa ini bagian dari alur skenariomu dalam cerita pembunuhanku. Atau, memang bagian dari dendam yang kau simpan rapi untukku.. Yang kemudian baru saat ini kau lampiaskan padaku..


Aku hanya bisa bilang, Terimakasih sayang....















Komentar

Postingan populer dari blog ini

hari kelima samadengan duapuluh !

aloha, hari kelima dibulan sembilan ! tanggal yang manis dan sendu utk dia, kekasihku.  tepat pada tanggal ini, usianya genap kepala dua tak ada yang bisa kuberi, tak ada surprise yg kubuat.  entah, ia bahagia apa tidak.  aku hanya mampu memberinya air mata, dan penyesalan atas ketidakromantisanku.  dia bilang, dia baik2 saja.  dan aku harap ia tidak sedang mengadangada.  semogaa... ucapan selamat saja, dan doa sekadarnya yg kuucap dihadapannya entah mencukupi relung kosong dihari spesialnya atau tidak,  aku hanya berharap. aku rasa ia mengarang bebas ttg kebahagiaan, tapi aku menatapnya.  menatap kedua bola mata yg tidak terlalu besar itu,  dan mengeja-eja membaca apa yang tertulis di balik hati kecilnya, apa yang ia pikirkan setelah melihat gadis kecil yg ia katakan ia mencintainya?  aku ingin tau segala yg ada pada isi hati dan otaknya  dan aku ingin sekali memilikinya seutuhnya, serta aku ambil alih kendalinya sadis ! memang sadis. atau gila. iya, memang gil

Penghujung Juni...

30 Juni 2016 Penghujung Juni Dimana lembaran cerita dua insan terlarang harus tamat sampai disini. Dimana nafas cinta tak lagi berhembus. Dimana nada cinta tak lagi berirama. Semuanya hilang seketika. Tak ada lagi detak kerinduan. Tak ada lagi angan untuk saling bersama. Tuhan, tolong bunuh hati ku. Matikan rasaku. Aku mohon.. :”) Dengan apapun akan aku lakukan. Asal jangan Engkau kembalikan dia padaku. Sungguh, aku tak sudi.. Bila cinta harus tumbuh dengan cabangnya. Aku tak akan pernah rela. Silakan Tanya aku. Dan aku akan kembali bertanya, “Putuskan cabangnya? Atau cabut akarnya ?” Silakan pilih.. Bila tidak bisa memilih salah satunya. Baiklah, aku akan berpindah. Dan akan aku bangun gubuk ku sendiri. Dengan sebidang tanah tanpa akar menjalar dan serabut. Aku ingin bidang yang datar, tanpa kerikil tanpa akar rumput rumput liar yang nantinya akan menyulitkanku melangkah.. Hai Kamu, Petani Cinta.. Sudikah engkau mencabut Cinta yang Bercabang untukku

Teruntuk hatiku tersayang

Hai Hatiku yang patah.. Apakabarnya? Masihkah kamu bertahan dengan kesengsaraan? Masihkah kamu meringkuk di sudut gelap kamarmu, memunguti bulir-bulir air mata sepanjang hari? Ataukah kamu sudah berada di tengah keramaian dan tetap merasa sepi? Kasihan kamu , hatiku.. Buka lah topeng "baik-baik saja"mu. Jangan bersembunyi di belakang bekas sayatan lukamu. Luka mu belum kering. Masih terbuka dan lebam membiru.. Remuk remah patahannya, jangan lagi kamu simpan pada kotak kenanganmu yang usang itu.. Hatiku, kamu adalah inti dari kehidupan. Inti dari rasa yang aku miliki sebegitu dalam untuknya. Tolong, janganlah rusak, patah, bahkan hilang warnanya .. Tersenyumlah hatiku. Semua ini jawaban Allah untukmu. Hatiku yang patah.. Yang kini tengah bercumbu dengan luka dan perih. Membelai mesra luka-luka basah yang masih bernanah darah. Menggerogoti hati yang masih berbentuk utuh. Hingga retak dan tak tau lagi bagaimana bentuknya. Darah-darah amarah yang mengalir deras pada n